BANYUWANGI - Memasuki musim kemarau, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Karetan, KPH Perhutani Bayuwangi Selatan, melaksanakan kegiatan rutin pengamanan kawasan hutan dalam rangka mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Dengan luas lahan mencapai 4.947, 69 Ha, BKPH Karetan menerapkan lima langkah dalam mengantisipasi terjadinya kebakaran.
Dalam proses terjadinya kebakaran hutan membutuhkan waktu tidak sebentar untuk bisa memadamkan hutan yang terbakar, sehingga kebakaran hutan tak jarang memberikan dampak polusi yang begitu buruk hingga memakan korban jiwa baik hewan yang berada di dalam hutan, maupun manusia akibat sakit pernafasan akibat polusi yang ditimbulkan. Sadar akan keadaan tersebut, BKPH Karetan saat ini gencar memberikan pemahaman kepada masyarakat pinggir hutan mengenai beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan seperti:
- Hindari membakar sampah di lahan atau hutan, terutama saat angin kencang. Angin yang bertiup kencang akan berisiko menyebarkan kobaran api dengan cepat dan menyebabkan kebakaran.
- Berikan jarak tempat pembakaran sampah dari bangunan sekitar 50 kaki dan sejauh 500 kaki dari hutan.
- Tidak membuang puntung rokok sembarangan di area hutan atau lahan, apalagi jika masih menyala yang berisiko memicu terjadinya kebakaran.
- Tidak membuat api unggun di area yang rawan terjadi kebakaran.
- Setelah selesai melakukan pembakaran, pastikan untuk mengecek api sudah benar-benar padam sebelum meninggalkan tempat itu. Perhatikan juga tidak ada barang-barang yang mudah terbakar di sekitarnya.
Dalam hal ini Asper BKPH Karetan Marsudi, selalu menjadi penggerak dan tauladan serta selalu mengingatkan anggotanya akan rawannya karhutla di musim kemarau. Dengan luas lahan mencapai 4.947, 69 Ha, yang meliputi Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Gaul 1.822, 44 Ha, Karetan 1.503, 63 Ha dan Sumberjambe 1.621.62 Ha, menjadikan karhutla salahsatu yang harus di antisipasi sejak dini.
"Bersama beberapa Mandor, saya selalu melakukan patroli rutin dan memberi himbauan kepada masyarakat pinggir hutan agar menjaga kelestarian hutan, khusus nya dari ancaman kebakaran hutan dan lahan, " ucap Marsudi saat dikonfirmasi awak media, Sabtu (21/9/2024).
Baca juga:
Kekuasaan Diruntuhkan oleh Sang Waktu
|
Marsudi juga menambahkan, kegiatan rutinnya ini dilakukan demi menyelamatkan satwa dan juga untuk melestarikan hutan. Menurutnya, ketika terjadi kebakaran hutan, maka makhluk hidup yang berlindung di dalamnya akan mati. Dalam kegiatan nya, Marsudi selalu menggandeng stakeholder yang ada di wilayahnya, hal ini dikarenakan kelestarian hutan untuk semua pihak. (***)